TUGAS BIOLOGI SMA

Kata Pengantar



Puji syukur atas segala kebesaran tuhan yang telah melimpahkan anugrahnya sehingga laporan ilmiah yang berjudul “Pengaruh cahaya Terhadap Perkecambahan biji kacang hijau” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ilmiah ini disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran Biologi di SMA N 1 Tampaksiring. Didalamnya dibahas mengenai pengaruh cahaya terhadap perkecambahan biji kacang hijau.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan, rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesain laporan ilmiah ini. Penulis juga menyadari bahwa laporan ilmiah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun penulis harapkan demi sempurnanya laporan ilmiah ini.
Semoga laporan ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.

Daftar Isi





BAB I
PENDAHULUAN



1.1.  Latar Belakang

Kacang hijau adalah salah satu jenis palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dalam berbagai bentuk masakan. Misalnya dalam bentuk bubur, isi kue, toge (kecambah), dan di Bali khususnya masakan tidak akan lengkap bila tidak memakai kecai sebagai bahan pelengkap.
Intensitas penggunaan kecambah kacang hijau maupun kecai sangat besar di kalangan orang Bali. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan kecambah kacang hijau. Salah satunya adalah faktor intensitas cahaya. Dengan intensitas cahaya yang tepat, maka kecambah kacang hijau dapat tumbuh secara optimal. Hal inilah yang menyebabkan penulis tertarik untuk membahasnya ke dalam bentuk karya tulis ilmiah.

1.2.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas kali ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana pengaruh cahaya terhadap perkecambahan kacang hijau?
2.      Apakah ada perbedaan pertumbuhan perkecambahan kacang hijau di tempat yang gelap, teduh, dan terang?

1.3.  Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang dikemukakan di depan yaitu :
1.      Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap perkecambahan kacang hijau.
2.      Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan perkecambahan kacang hijau ditempat yang gelap, teduh, dan terang.

1.4.  Batasan Masalah

Untuk mencegah melebarnya pembahasan  masalah dan untuk menjaga agar pembahasan tetap sesuai dengan tujuan penelitian maka pembahasan pada penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai  berikut :
1.      Pertumbuhan yang diamati terbatas hanya pada panjang pertumbuhan panjang dan akar.
2.      Faktor lingkungan yang dianggap mempengaruhi pertumbuhan hanya faktor cahaya.
3.      Jenis tumbuhan yang diamati adalah kacang hijau.

1.5.  Asumsi

Untuk memudahkan penelitian maka pada karya tulis ini penulis menetapkan asumsi sebagai berikut :
1.      Berat dan ukuran biji kacang hijau dianggap sama dan usia kacang hijau dianggap sama.
2.      Usia kacang hijau dianggap sama.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA



2.1.  Pertumbuhan pada Tumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan salah satu ciri organisme. Pertumbuhan adalah proses pertumbuhan ukuran (volume) sel dan jumlah sel yang tidak dapat dibalik (irreversible). Artinya individu yang telah tumbuh besar tidak akan lagi ke ukuran semula. Perkembangan merupakan suatu perubahan teratur dan seringkali menuju keadaan yang lebih tinggi (kompleks) atau kedewasaan pada makhluk hidup.
Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai pertambahan ukuran, berat dan/atau jumlah sel. Indikator pertumbuhan dapat dilihat dengan mengukur tinggi tanaman, mengukur luas permukaan daun, atau mengukur volume akar. Pertumbuhan tanaman tidak berlangsung secara seragam pada seluruh bagian tanaman, tetapi hanya dibagian tertentu.
Tinggi tanaman merupakan indikator pertumbuhan yang paling mudah untuk diukur. Tinggi tanaman sebagai indikator pertumbuhan dapat diterapkan pada tanaman yang berbatang tunggal dengan cabang yang terbatas dan tumbuh pada kondisi cahaya yang optimal.
Untuk mengetahui pertambahan tinggi tanaman digunakan alat yang.disebut busur tumbuh atau auksanometer.
Banyak ahli membagi pertumbuhan tanaman menjadi dua macam yaitu : pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
1.  Pertumbuhan Primer
Yaitu pertumbuhan yang terjadi pada embrio, ujung akar dan ujung batang, Pertumbuhan primer menyebabkan bertambah panjang akar dan batang.

2.  Pertumbuhan Sekunder
Yaitu pertumbuhan yang terjadi pada kambium dan kambium gabus. Bagian pertumbuhan ini disebut titik tumbuh sekunder.
Pertumbuhan sekunder menyebabkan bertambahnya besar diameter batang. Pertumbuhan ini hanya terjadi pada tumbuhan dikotil berkayu.

2.2.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan pada Tumbuhan

2.2.1.  Faktor Internal

1.  Gen
Gen berperan dalam pengendalian metabolisme zat di dalam sel, misalnya proses sintesis protein. Protein merupakan komponen dasar penyusun tubuh makhluk hidup termasuk tumbuhan. Dengan demikian gen dapat mengatur pola pertumbuhan dengan cara menurunkan sifat-sifatnya dan sintesis-sintesis yang dikendalikannya, Sehingga genetis tanaman satu dengan yang lainnya akan memiliki pola pertumbuhan yang berbeda akibat susunan gen yang berbeda-beda.
2.  Hormon
Hormon tumbuhan dikenal dengan istilah lain yaitu zat tumbuh atau phytohormon. Beberapa hormon yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah:
1)  Auksin
Istilah auksin berasal dari bahasa Yunani auxein yang artinya meningkatkan. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Fritts Went, seorang mahasiswa pascasarjana dari Belanda tahun 1926.
Beberapa pengaruh auksin terhadap pertumbuhan antara lain :
a.       Mendorong pemanjangan batang / pucuk
b.      Merangsang pertumbuhan akar adventif pada batang/ stek batang
c.       Memacu dominasi tunas apikah (tunas diujung batang )
2)  Giberelin
Hormon Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang tahun 1930. Penemuan itu merupakan hasil penelitian tentang penyebab tanaman padi tumbuh sangat tinggi. Tanaman padi tersebut tidak mampu tumbuh tegak dan akhirnya mati.
Hal ini dikarenakan lemahnya batang dan rusak oleh parasit. Ternyata penyebab penyakit tersebut adalah cendawan Gibberella fujikuroi.
Beberapa pengaruh hormon Giberelin adalah :
a.       memacu pertumbuhan batang
b.      merangsang perkecambahan biji dan tunas
c.       merangsang pembentukan bunga
d.      merangsang perkembangan buah tanpa biji (partenokarpi)
3)  Sitokinin
Hormon sitokinin pada dasarnya suatu senyawa yang merangsang proses sitokinesis (pembelahan sel). Beberapa fungsi sitokinin adalah:
a.       memacu pembelahan sel dan pembentukan organ
b.      menunda penuaan              
c.       memacu perkembangan kuncup samping
d.      memacu perbesaran sel pada kotiledon dikotil
4)  Asam Absisat
Zat ini merupakan zat penghambat tumbuh yang umum dijumpai pada tumbuhan. Zat dijumpai pada semua tumbuhan tingkat tinggi, beberapa jenis jamur, beberapa jenis lumut, ganggang hijau, namun tidak ditemukan pada bakteri.
5)  Gas Etilen
Gas etilen adalah gas atau uap yang dihasilkan oleh buah yang sudah tua. Pada tahun 1934, R. Gane berhasil membuktikan bahwa etilen disintesis oleh tanaman dan berperan mempercepat pematangan buah, merangsang pembungaan, merangsang penuaan dan pengguguran daun serta menghambat pemanjangan batang.

2.2.2. Faktor Eksternal

1.  Makanan (Zat Hara)
Bagi tumbuhan yang dianggap makanan adalah garam-garam mineral atau zat-zat hara. Zat ini terdiri dari unsur-unsur yang kemudian membentuk suatu zat berupa air, karbondioksida, atau dalam bentuk pupuk seperti urea dan ZA. Unsur-unsur tersebut ada yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah besar, ada juga diperlukan dalam jumlah yang sedikit.  Unsur yang diperlukan dalam jumlah besar disebut makroelemen. Sedangkan yang diperlukan dalam jumlah yang sedikit disebut mikroelemen.
Unsur makroelemen  : Karbon (CO2), Oksigen (02), Hidrogen (H), Nitrogen (N), Sulfur (S), )hor (P), Kalsium (Ca), Kalium (K) dan Magnesium (Mg). Unsur mikroelemen : Besi/Ferrum (Fe), Klorin (Cl), Mangan(Mn), Tembaga (Cu), Seng Molibden (Mo), Boron (Bo) dan Nikel (Ni).

2. Suhu atau Temperatur
Untuk proses tumbuh dan perkembangan, tumbuhan memerlukan suhu yang sesuai. Suhu tersebut disebut suhu optimum. Suhu paling rendah   yang masih memungkinkan pertumbuhan disebut suhu minimum. Sedangkan suhu paling tinggi yang masih memungkinkan pertumbuhan disebut suhu maksimum.
Jenis tumbuhan satu dengan yang lain memiliki suhu minimum, suhu optimum, dan suhu maksimum yang berbeda-beda. Bagi tumbuhan suhu lingkungan   berpengaruh terhadap aktivitas kerja enzim. Umumnya tumbuhan tidak tumbuh di bawah suhu 0°C dan di atas 40°C . Kisaran suhu masih memungkinkan tumbuh dengan baik adalah 22°C-37°C.
3. Air
Air merupakan komponen yang paling penting dalam pertumbuhan tumbuhan. Tanpa air tidak akan tumbuh. Bagi tumbuhan air berfungsi untuk fotosintesis, membantu aksi kimia, menjaga kelembaban dan membantu perkecambahan biji. Kekurangan berakibat fatal dibandingkan kekurangan zat makanan.

4. Intensitas Cahaya Matahari
Tumbuhan memerlukan jumlah cahaya yang berbeda-beda . Seperti anda ketahui cahaya mutlak diperlukan untuk proses fotosintesis. Namun jumlah cahaya yang berlebihan dapat menghambat pertumbuhan karena merusak kerja hormon pertumbuhan  (auksin). Tumbuhan yang mendapat cahaya kurang atau ditempat gelap akan terjadi pertumbuhan yang sangat cepat disebut etiolasi. Walaupun lebih cepat tumbuh, tumbuhan tersebut menunjukkan gejala tidak normal seperti warna daun yang pucat.

5.  Kelembaban
Tiap spesies tumbuhan memerlukan kelembaban  yang berbeda-beda. Pada kondisi kelembaban tinggi, umumnya pertumbuhan tanaman lebih cepat. Namun kelembaban yang rendah diperlukan beberapa tumbuhan untuk pertumbuhan generatip sehingga tumbuhan tersebut berbunga pada musim kemarau.


BAB III
METODELOGI PENELITIAN DAN HIPOTESIS



3.1.  Metode Penelitian

      Penyusunan karya tulis ini menggunakan metode eksperimen yaitu dengan melakukan suatu percobaan objek penelitian dibuat 3(tiga) macam yang semuanya menggunakan biji kacang hijau yang ditaruh diatas kapas basah dan ditaruh pada tempat yang berbeda yaitu pada tempat gelap, teduh, dan terang.
-          Tempat gelap         : biji kacang hijau ditaruh di dalam kardus.
-          Tempat terang       : biji kacang hijau ditaruh di halaman rumah
-          Tempat teduh        : biji kacang hijau ditaruh di dalam kamar.

3.2.  Data dan Pengolahan Data

3.2.1.  Data

Data adalah objek statistik yang memberi keterangan dari suatu         penjelasan terhadap variabel penelitian.
a.       Data kuantitatif adalah data yang berhubungan dengan ukuran dan jumlah.
b.      Data kualitatif adalah data yang berhubungan dengan mutu dan kualitas.

3.2.2  Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari eksperimen terutama pada data kuantitatif diolah statistic sederhana yaitu dengan mencari mean, median, modus. Kemudian statistik tersebut dibandingkan antara satu objek dengan objek yang lain.


3.3.   Variabel  Penelitian

Variabel  adalah susunan yang membedakan atau memvariasikan nilai variabel yang dibagi menjadi :
1.      Variabel dependen  (variabel kriteria/variabel terikat) adalah variabel yang menjadi focus utama penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen.
2.      Variabel independen (variabel penduga/variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen secara positif ataupun negatif. Apabila variabel independen muncul maka variabel dependen juga muncul.
Variabel-variabel dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut :
1.      Variabel dependen yaitu berupa intensitas cahaya yang datanya berbentuk kualitatif. Intensitas cahaya yang digunakan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.       Intensitas cahaya tinggi
Yaitu menggunakan halaman terbuka yang sering  kena sinar matahari secara langsung sebagai tempat menaruh media perkecambahan.
b.      Intensitas cahaya sedang
Yaitu menggunakan halaman halaman dalam rumah yang cukup mendapat cahaya sebagai tempat menaruh media perkecambahan.
c.       Intensitas cahaya rendah
Yaitu menggunakan tempat tertutup yang sangat sedikit mendapat cahaya. sebagai tempat menaruh media perkecambahan.



2.      Variabel independen yaitu berupa panjang pertumbuhan kecambah yang datanya berupa data kuantitatif. Dalam hal ini panjang pertumbuhan diukur dengan mengukur panjang batang kecambah ditambah dengan akar tunggangnya setelah disemaikan selama dua hari.

3.4.  Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian yang dijadikan acuan dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut:
     H1   : Cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan perkecambahan kacang
                          hijau.

Selain hipotesis penelitian, juga ditetapkan hipotesis tandingan yaitu sebagai berikut :
       H0 : Cahaya matahari tidak mempengaruhi pertumbuhan perkecambahan
              kacang hijau.
      

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


4.1.  Pengumpulan Data

a.  Alat
1. Cawan 3 buah
2. Penggaris
3. Kamera
b.  Bahan
1. Kacang hijau 15 biji
2. Kapas
3. Air Secukupnya
c.  Tahapan Melakukan Eksperimen
Eksperimen dilakukan dengan cara menyemaikan biji-biji kacang hijau yang dibagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 biji kacang hijau. Langkah-langkah eksperimen sebagai berikut :
1.      Persiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
2.      Taruh kapas di dalam cawan
3.      Basahi kapas dengan air secukupnya
4.      Taruh biji kacang hijau di atas kapas
5.      Cawan pertama diletakkan di halaman terbuka, cawan kedua di letakkan dalam ruangan yang masih cukup mendapat cahaya, cawan ketiga di letakkan di tempat tertutup yang tidak mendapat cahaya sama sekali.
6.       Amati setelah dua hari







4.2.  Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh tersebut kemudian diolah dengan metode statistik  sederhana dengan mencari mean (rataan), median dan modus sebagai berikut :


Tabel 2. Pengolahan Data Pertumbuhan Kacang Hijau
 
 
No.
objek
Intensitas Cahaya
Tinggi
Sedang
Rendah
1
0 mm
10 mm
15 mm
2
5 mm
11mm
14 mm
3
8 mm
12  mm
13 mm
4
10 mm
10 mm
20 mm
5
5 mm
10 mm
15 mm
Mean
5.6 mm
10.6 mm
15.4 mm
Median
8 mm
12 mm
15 mm
Modus
5 mm
10 mm
15 mm

 

 

 

    


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V
ANALISIS



5.1.  Pertumbuhan Kacang Hijau di Tempat Gelap

            Dari tabel dapat dilihat bahwa rata-rata panjang batang kembah di tempat dengan intensitas cahaya rendah adalah 15,4 cm. Sementara modus dan mediannya 15 cm. Pada tempat yang gelap,  kacang hijau tidak mendapatkan cahaya matahari sama sekali, akibatnya hormon auksin yang terdapat pada biji kacang menjadi sangat aktif dan bekerja secara optimal. Hal itu  menyebabkan pertumbuhan kacang hijau menjadi sangat cepat namun kurang merata. Sehingga batangnya lemah dan warnaya kekuning-kuningan. Pertumbuhan kecambah pada tempat gelap paling cepat diantara tempat-tempat lain.

5.2.  Pertumbuhan Kacang Hijau di Tempat Teduh

            Pada tempat yang  teduh  kacang hijau mendapat cahaya yang cukup. Dari hasil percobaan diperoleh rata-rata panjang batang kecambah adalah 10,6 cm dengan median 12 cm dan modus 10 cm. Nilai statistik ini semuanya lebih kecil dibandingkan dengan data pada tempat gelap namun masih lebih besar dari data pada tempat terang. Di samping itu juga dapat diamati bahwa bentuk akarnya bergelombang. Jumlah cahaya yang sedikit menyebabkan hormon auksin kerjanya sedikit terganggu namun. Hal itu menyebabkan kecambah tidak tumbuh secepat pertumbuhan di tempat gelap.

5.3.  Pertumbuhan Kacang Hijau di Tempat Terang

            Pada tempat yang terang, kacang hijau mendapat cahaya cahaya dengan intensitas yang sangat besar, akibatnya pertumbuhan kacang hijau akan lambat, karena sebagian besar hormon auksin terurai oleh sinar matahari. Dari data diperoleh rata-rata panjang batang kecambah 5,6 cm dengan median 8 cm dan modus 5 cm. Statistik ini paling rendah dari semua data yang ada, yang berarti pertumbuhan kecambah kacang hijau di tempat terang adalah yang paling lambat. Satu objek tidak tumbuh, hal ini mungkin disebabkan oleh biji yang rusak atau mungkin juga hormon auksin yang tidak bekerja sama sekali akibat kelebihan cahaya. Pertumbuhan kacang hijau ditempat gelap cenderung bengkok tetapi batangnya sangat kuat dan warnanya hijau, karena mendapatkan cahaya yang cukup untuk fotosintesis.


BAB VI
KESIMPULAN  DAN SARAN



6.1.  Kesimpulan

            Dari hasil eksperimen dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai pengaruh cahaya matahari terhadap perkecambahan biji kacang hijau, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap perkecambahan kacang hijau.
2.      Pertumbuhan kecambah kacang hijau di tempat dengan intensitas cahaya rendah lebih cepat daripada di tempat dengan intenstas cahaya tinggi.

6.2.  Saran

Hal-hal yang dapat disarankan pada laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengoptimalkan perkecambahan kacang hijau, maka petani sebaiknya menyemaikan biji kacang hijau di tempat yang terhindar dari cahaya matahari.
2.    Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk melibatkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan selain faktor intensitas cahaya.

DAFTAR PUSTAKA



Idel,Antoni dan Abdul Halim, ____. Pintar Biologi Untuk SMP Kelas 1,2,3. Surabaya: Gitamedia Press.
Penyusun Naskah.2008.Cermat Biologi.Solo/Jawa Tengah.Buku Pengembangan Materi
Primagama,Tim Penyusun.2007.Panduan Belajar Kelas  IX.Yogyakarta: Primagama
Sujino.2005.Biologi Kelas X1.Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka.
Tim Penyusun.2009.Inovatif Biologi untuk SMA.Solo : Bina Aksara.

1 komentar: